SAYA
LASKAR KRISTUS
Itulah kalimat
terakhir yang diucapkannya, yang membuatnya tewas dibunuh. Meski baru berusia
15 tahun, Roy Pontoh telah berani mati buat Kristus. Dan tetap tak rela
mengingkari imannya pada Yesus Kristus, pahlawan dan penebusnya yang sejati.
Putra pertama
dari 5 bersaudara ini telah kembali ke rumah Bapa di suga ketika terjadi
kerusuhan pada 20 Januari yang lalu di desa Hila, sebelah utara kota Ambon.
Ia tewas karena menolak untuk mengingkari iman dan kasihnya kepada Kristus.
Meski parang diarahkan pada tubuhnya, dengan gagah Roy tetap memberi jawaban,
"Saya, laskar Kristus," atas pernyataan perusuh yang menyuruhnya menyangkal
Yesus.
Mendengar jawaban
itu, salah seorang perusuh yang sudah kalap, langsung menetakkan parangnya
ke lengan kiri Roy. Dua kali pertanyaan ditujukan padanya, sama juga jawaban
yang diberikan Roy. Kembali parang ditetakkan ke lengan kanannya. Melihat
Roy maih bersikeras untuk setia pada imannya, perusuh itu langsung merobek
perutnya sehingga Roy tewas seketika.
Roy telah menjadi
teladan iman bagi kawan-kawannya dan kita semua. Kita percaya bahwa kepergiannya
bukanlah hal yang sia-sia. Ia telah kembali ke rumah Bapa dengan penuh
kemenangan. Dan hingga akhir hayatnya, maut tetap tak dapat merebut keselamatan
yang telah diperolehnya dari Yesus.
Berdoalah supaya
keluarag dan kita semua makin bertumbuh dalam kasih Tuhan dan percaya bahwa
darah martir yang telah tertumpah takkan menjadi sia-sia.
Kita semua laskar
Kristus!
home
page1 page2
page3